1.5.10

Karena Lidah Tak Bertulang

Lantaran lidah seseorang bisa kehilangan nyawa. Rasulullah Saw. menyuruh kita agar menjaga lidah: "Manusia tidak akan teguh imannya, sebelum teguh hatinya, dan tidak akan teguh hatinya sebelum teguh lidahnya" (HR Ahmad).

Berbicara adalah salah satu nikmat Allah yang amat besar yang diberikan kepada manusia. Dengan berbicara manusia bisa berkomunikasi satu sama lain dan menjadi makhluk paling mulia dibandingkan makhluk-makhluk lainnya. Allah Swt. berfirman: "Tuhan yang Maha Pemurah. Yang telah mengajarkan Al-Qur`an. Dia menciptakan manusia. Mengajarnya pandai bicara" (QS. Ar-Rahman: 1-4).

Allah melebihkan manusia dari makhluk-makhluk lain dengan mengajarkan pandai berbicara. Dan Islam menjelaskan bagaimana seharusnya manusia memanfaatkan nikmat yang amat besar itu.

Jika kita menghitung-hitung pembicaraan seseorang, ternyata apa yang mereka bicarakan lebih banyak yang tidak ada gunanya. Padahal Allah menciptakan lidah bukan untuk membicarakan hal yang sia-sia. Allah Swt. berfirman: "Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari ridha Allah, maka kelak Kami memberinya pahala yang besar" (QS An-Nisa`: 114).

Ketika seseorang ingin memusatkan pikirannya untuk melanjutkan pekerjaan yang membutuhkan kecermatan, ia selalu dalam sikap diam. Bahkan ketika ia ingin menjernihkan jiwa dan pikirannya ia menghindari keramaian. Ia lebih suka menyendiri di tempat yang sepi dan tenang.

Oleh karenanya Islam mengajarkan lebih baik diam, jika tidak perlu berbicara. Dan sikap diam merupakan media pendidikan yang telah teruji. Rasulullah Saw. bersabda: "Hendaklah kamu diam, sebab diam itu menyingkirkan syaithan dan menolongmu dalam urusan agamamu" (HR Ahmad dari Abu Dzar).

Orang yang lemah akal pikirannya, kalau bicara sering mengeluarkan kata-kata yang tak ada artinya. Bahkan tak jarang mengeluarkan ucapan yang dapat merusak hubungan persahabatan maupun kekerabatan. Pepatah mengatakan, "Sekali waktu orang bisa mati karena terpeleset lidahnya. Namun seseorang tidak mati karena terpeleset kakinya."

Untuk memelihara lidah dari perkataan yang tidak berguna, Islam mengharamkan berdebat dan menutup rapat pintu perdebatan, sekalipun dalam soal kebenaran. Dalam perdebatan orang lebih mengutamakan kemenangan ketimbang persaudaraan. Rasulullah Saw. bersabda: "Siapa yang meninggalkan perdebatan sedang ia menghapuskan kebathilan, maka didirikan baginya sebuah gedung di tengah-tengah surga. Dan siapa yang meninggalkan pedebatan sedangkan ia dalam kebenaran, maka didirikan baginya gedung di tengah-tengah surga. Dan siapa yang baik akhlaknya, maka dibangun gedung baginya di atasnya" (HR Abu Daud).